Gandeng Kampus Malaysia, Tingkatkan Kemajuan Petani Kelapa

Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa terbesar di dunia. Luas perkebunan kelapa di Indonesia mencapai sekitar 3,8 juta hektare. Dalam sebulan, produksi kelapa di Tanah Air bisa mencapai tiga juta ton lebih.

Namun, melihat potensi tersebut dan nilai ekonomis tanaman kelapa, para petani dan pengusaha komoditas tersebut dinilai belum mendapat imbas maksimal dari sisi kesejahteraan. Salah satu faktor yang dinilai menjadi kendala ialah minimnya pemahaman petani dan pengusaha kelapa tentang pemasaran komoditas itu. Selama ini kelapa masih dijual secara curah, se hingga harganya pun masih rendah. Kendala lainnya, aksesibilitas petani dan pengusaha kelapa pun masih rendah terhadap teknologi informasi dan komunikasi.

Kondisi itulah yang mendorong Universitas Pasundan (Unpas) menjalin kerja sama dengan Universiti Utara Malaysia (UUM). Kedua perguruan tinggi tersebut bakal bekerja sama mengembangkan teknologi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada komoditas kelapa. Penandatanganan nota kerja sama dilakukan oleh Dekan CAS UUM Assoc Prof Huda binti Haji Ibrahim dan Ke tua Bidang Kerja Sama Paguyuban Pasundan Dr Irma Rachmawati di Kampus UUM, Senin (16/1).

Menurut Irma, Unpas sengaja menggandeng UUM karena petani lokal di Malaysia memiliki budaya dan kultur yang sama dengan Indonesia terkait pemanfaatan kelapa. Ia menjelaskan, petani lokal di Malaysia sudah terlebih dulu menyerap teknologi informasi, sehingga mudah memasarkan hasil produksinya. Melalui kerja sama tersebut, Unpas dan UUM akan melakukan penelitian terkait pengembangan produk berbahan kelapa dan pemasaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT).

Irma menjelaskan, kerja sama penelitian ditujukan untuk member da ya kan petani kelapa lokal. Tema penelitian yang diangkat adalah “Re search and Collaboration On Deve lop ment of A Virtual Integrated Hub to Facilitate Cross-border Entrepreneur Collaboration”. Irma berharap, hasil penelitian tersebut mampu meningkatkan manfaat eko nomi dari komoditas kelapa. “Salah satu output dari penelitan ini, yakni memberikan perlindungan hak atas kekayaan intelektual petani lo kal,” ujar dia.

Menurut Irma, kelapa merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Oleh karena itu, kata dia, sudah seharusnya petani kelapa merasakan peningkatan taraf kehidupan dari kegiatan usahanya tersebut. De kan CAS UUM Assoc Prof Huda me nam bahkan, masyarakat Indonesia memiliki kele bihan terkait kreativitas dalam bidang apa pun. Dalam pene litian nanti, kata dia, akan dilibatkan petani lokal Indo nesia, Ma laysia, dan juga Thai land. Di mana, menurut dia, fo kus nya me ningkatkan pengetahuan dan pe mahaman guna meningkatkan pe man faatan teknologi informasi dan ko munikasi di tiga negara.

sumber: Republika
editor: irfan fitrat